SMA Negeri 6 Palembang mengadakan acara pisah sambut kepala sekolah , bertempat di gedung sekolah. Rabu 23/09/2020. Pada acara pisah sambut tersebut di hadiri oleh komite sekolah para guru, tata usaha juga perwakilan dari para peserta didik SMA Negeri 6 Palembang. Fir Azwar, S.Pd.,M.M. selaku kepala SMA Negeri 6 Palembang yang menggatikan Hj. Maryati, S.Pd.,M.M. yang pindah tugas menjadi kepala SMA Negeri 8 Palembang.
Hj. Maryati dalam sambutannya mengatakan, sangat lah berat meninggalkan keluarga besar SMA Negeri 6 Palembang, walaupun saya baru 5 tahun jadi kepala di sekolah namun rasa kekeluargaan dan kebersama dengan para guru, staf tata usaha dan peserta didik disini sangat dekat. Tetapi karena kewajiban sebagai ASN harus bersedia di tempat tugaskan dimana saja, maka perpindahan ini harus dilalui. Selain itu juga saya mengucapakan bayak terimakasih dan mohon maaf bila ada salah salah kata kepada seluruh bapak/ibu guru-guru, tata usaha dan peserta didik juga pengurus komite.
Dan tidak lupa kami mengucapakan selamat datang kepada bapak Fir Azwar, S.Pd.,M.M. yang saat ini telah resmi menjadi kepala SMA Negeri 6 Palembang saat ini, mudah mudahan saja harapan saya yang sudah menjadi progaram di sekolah ini bisa di lanjutkan oleh kepala sekolah yang baru dan semoga saja sekolah ini bisa lebih maju lagi”, Ujar Maryati.
Selanjutnya Fir Azwar, S.Pd.,M.M. dalam sambutnya mengucapakan banyak terimaksih. “ saya sangat berterimakasih kepada keluarga besar SMA Negeri 6 Palembang atas sambutannya, selanjutnya mudah mudahan saja saya bisa menjalani amanah dan menjalankan tugas dengan baik, untuk melanjutkan yang sudah menjadi progaram di sekolah ini, baik itu fisik maupun non fisik. Maka untuk itu saya perlu dukungan dan bimbingan dari seluruh bapak/ibu guru, staf TU dan komite sekolah.
Dalam sambutannya beliau juga menyampaikan ucapan selamat memasuki masa purna bakti/pensiun kepada Bapak Abi Hurairah, semoga masa pensiun ini dapat dinikmati dengan penuh rasa kebahagian dan suka cita. pensiun bukan akhir dari proses aktivitas dan kreativitas, otak harus terus dirangsang untuk terus berfikir dan berfikir. Pengabdian tidak berhenti hanya karena kita memasuki Purna Tugas. setelah masa pensiun, semangat dan optimisme harus tetap menyala. Kontribusi seorang pensiunan justru semakin nyata dan diperlukan pada saat ia terjun dalam kehidupan bermasyarakat.